Kebisingan Kerja / Occupational Noise

Dalam mengatasi kebisingan kerja diperlukan asesmen yang benar sehingga memenuhi standar dan pengaturan pemerintah yang berlaku. Pada artikel ini Indoakustik sebagai konsultan akustik dan kebisingan memberikan ulasan secara umum tentang kebisingan kerja / occupational noise. Pada akhir artikel terdapat metode menghitung kebutuhan alat pelindung pendengaran.
Sebelum membahas tentang kebisingan kerja lebih jauh, Indoakustik mengingatkan pentingnya melaksanakan manajemen pengendalian kebisingan di tempat kerja. Bila anda atau perusahaan anda membutuhkan studi kebisingan atau konsultasi pengendalian kebisingan di tempat kerja, anda bisa menghubungi kontak Indoakustik. Kami akan memberikan penjelasan dan penawaran menarik sesuai dengan kebutuhan perusahaan anda.
Indoakustik adalah konsultan akustik, kebisingan dan vibrasi yang menyediakan jasa studi, pemodelan, simulasi, dan pengukuran. Bidang konsultasi kami meliputi: akustik ruang, kebisingan & getaran industri, kebisingan lingkungan dan beragam bidang terkait akustik & vibrasi lainnya. Informasi mengenai kami selengkapnya dapat diakses pada laman company profile atau anda dapat mengunduhnya disini.
Deskripsi Umum
Berbagai peralatan dan aktivitas industri dapat menghasilkan tingkat bising yang relatif tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan pendengaran pekerja. Kebisingan kerja adalah jumlah energi suara yang diterima oleh sistem pendengaran pekerja dari sumber bising di tempat kerja. Kebisingan kerja dapat menimbulkan gangguan pendengaran yang bersifat sementara maupun permanen, oleh karena itu dilakukan usaha untuk mencegahnya.
Secara internasional, masing-masing negara membuat peraturan tersendiri terkait kebisingan kerja. Salah satu yang sering dijadikan acuan adalah regulasi yang dikeluarkan oleh Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Acuan lainnya adalah anjuran yang diterbitkan oleh National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
Di Indonesia sendiri terdapat peraturan menteri kesehatan dan peraturan menteri ketenagakerjaan yang mengatur mengenai nilai ambang batas kebisingan pekerja. Peraturan ini mengatur perusahaan untuk membatasi paparan bising maksimal yang boleh diterima pekerja. Nilai ambang batas (NAB) untuk 8 jam kerja per hari adalah 85 dBA. Bila anda merasa tempat kerja anda sangat bising, mintalah bagian HSE perusahaan untuk melakukan studi kebisingan.
Paparan bising maksimal yang boleh diterima pekerja, yaitu 85 dBA untuk 8 jam kerja per hari
Metode Evaluasi Kebisingan Kerja
Nilai paparan bising pada tempat kerja tidak diukur sesaat saja, melainkan sepanjang jam kerja sehingga digunakan parameter akustik yang disebut time-weighted average noise level (TWA). Secara mudah TWA dapat dianggap sebagai rata-rata tingkat bising sepanjang waktu pengukuran, walaupun sesungguhnya tidak tepat dikatakan demikian. Untuk didapatkan nilai TWA perlu dilakukan pengukuran menggunakan sound level meter atau noise dosimeter. Nilai TWA hasil pengukuran ini tidak boleh melampaui nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh peraturan, untuk Indonesia yaitu 85 dBA untuk 8 jam kerja per hari.
Bila nilai TWA yang didapatkan melebihi nilai ambang batas, maka perlu dilakukan pengendalian bising yang biasanya dilakukan oleh konsultan akustik atau kebisingan untuk dapat mengurangi tingkat paparan bising yang diterima pekerja. Bila pengendalian bising telah dioptimalkan, maka dapat dilakukan kontrol administratif pada pekerja untuk membatasi durasi paparan bising. Cara terakhir adalah menggunakan alat pelindung pendengaran sebagai bagian dari alat pelindung diri (APD).
Pengendalian Kebisingan Kerja pada Sumber Suara
Pengendalian bising di tempat kerja dapat dilakukan dengan memperhatikan sumber bising, jalur perambatan bising dan penerima bising. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan pada pengendalian bising secara engineering yang dilakukan di sumber bising adalah:
- Pemeliharaan Mesin (misalnya dengan penggunaan pelumas atau menyeimbangkan roda gigi)
- Penggantian Mesin (misalnya menggunakan alat yang lambat namun besar dibanding kecil tetapi cepat)
- Perubahan Proses (misalnya menggunakan teknik pengelasan dibandingkan paku keling)
- Pengurangan Gaya Penyebab Permukaan Bergetar (misalnya mengurangi kecepatan putaran mesin)
- Pengurangan Suara Akibat Aliran Gas (misalnya menggunakan mufflers pada intake dan exhaust)

Pengendalian Kebisingan Kerja pada Jalur Perambatan Bising
Bila pengendalian bising pada sumber tidak dapat dilakukan akibat faktor biaya atau teknis, maka pengendalian bising secara engineering dapat dilakukan pada jalur perambatan bising. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan ialah
- Mengurangi Respon Getaran pada Permukaan yang Bergetar (misalnya dengan penggunaan damper)
- Meminimalisir Transmisi Suara yang Menjalar Melalui Benda Padat (misalnya penggunaan flexible mountings)
- Menyerap Penjalaran Suara Melalui Udara (misalnya penggunaan material penyerap suara)
- Melakukan Isolasi pada Area Operator
Pengendalian bising pada sumber dan jalur perambatan bising memerlukan perhitungan yang rinci untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan biaya yang optimal, bahkan seringkali pemodelan dan simulasi dilakukan terlebih dahulu sebelum menerapkan kontrol kebisingan. Biaya pengendalian kebisingan seringkali membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga akan lebih baik bila aspek pengendalian kebisingan sudah dilakukan sejak tahap perencanaan pembangunan area industri/pabrik. Dengan demikian biaya yang dikeluarkan lebih optimal ketimbang melakukan perbaikan pada area yang sudah terbangun.
Namun pada praktiknya, konsultan akustik dan kebisingan masih sering diminta memperbaiki area yang sudah terbangun sehingga timbul biaya tidak terencana yang terpaksa dikeluarkan untuk melakukan kontrol kebisingan dan pada kebanyakan kasus jumlah biaya yang harus dikeluarkan mengejutkan pihak management. Bila anda sedang merencanakan pembangunan area industri atau pabrik yang berpotensi menghasilkan bising baik bagi pekerja maupun pada lingkungan sekitar sebaiknya anda melibatkan konsultan akustik & kebisingan sejak tahap perencanaan, anda dapat menghubungi Indoakustik sebagai salah satu konsultan akustik & kebisingan yang telah memiliki pengalaman panjang dan terpercaya. Anda dapat melihat pengalaman profil perusahaan dan portofolio kami disini dan bila ingin menghubungi kami dapat mengunjungi laman kontak Indoakustik.
Bila anda sedang merencanakan pembangunan area industri atau pabrik yang berpotensi menghasilkan tingkat bising yang tinggi baik bagi pekerja maupun pada lingkungan sekitar sebaiknya anda melibatkan konsultan akustik & kebisingan sejak tahap perencanaan.
Alat Pelindung Diri (APD)
Cara terakhir yang dapat dilakukan adalah melindungi penerima bising dengan menggunakan alat pelindung pendengaran yang secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu earplug dan earmuff. Terdapat banyak jenis earplug dan earmuff yang dapat dipilih perusahaan untuk melindungi karyawannya, dianjurkan perusahaan menyediakan minimal 2 alat pelindung pendengaran secara gratis bagi karyawannya. Perusahaan pun perlu menyediakan pengganti alat pelindung pendengaran yang sudah tidak layak pakai tanpa membebankan biaya kepada pekerja.

Untuk menentukan alat pelindung pendengaran dibutuhkan penilaian terhadap kondisi kebisingan di tempat kerja. Alat pelindung pendengaran yang disediakan harus dapat mengurangi kebisingan hingga tingkat paparan bising yang diizinkan peraturan. Untuk itu di setiap spesifikasi alat pelindung pendengaran terdapat rating yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuannya dalam meredam bising.
Perhitungan Noise Reduction Rate Efektif (NRReff)
Rating yang digunakan di Indonesia sesuai peraturan kementerian kesehatan ialah Noise Reduction Rate (NRR). Nilai NRR yang dicantumkan pada spesifikasi dari produsen merupakan hasil pengukuran di laboratorium, sehingga diperlukan faktor koreksi sebelum menghitungnya untuk aplikasi di lapangan.
Perhitungan NRR efektif di lapangan untuk penggunaan pelindung pendengaran tunggal:
NRReff = NRR – 7 (faktor koreksi) x 50%
Perhitungan NRR efektif di lapangan untuk penggunaan pelindung pendengaran ganda:
NRReff = (NRR – 7 (faktor koreksi) x 50%) + 5
NRR yang dihitung pada penggunaan pelindung ganda ialah NRR yang paling tinggi diantara kedua alat pelindung yang digunakan. Perlindungan ganda dengan menggunakan earplug + earmuff sekaligus seringkali dibutuhkan untuk area dengan tingkat bising yang sangat tinggi.
Penutup
Kesehatan pendengaran pekerja adalah salah satu aspek penting yang perlu dilindungi perusahaan melalui departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau Health Safety & Environment (HSE). Indoakustik telah membantu departemen K3/HSE perusahaan dengan merancang program perlindungan kesehatan telinga, melakukan evaluasi kebisingan dengan melaksanakan pengukuran di lokasi kerja serta membuat peta kontur kebisingan/noise map, hingga merancang pengendalian bising secara engineering untuk menyelesaikan persoalan kebisingan di area industri. Bila perusahaan anda membutuhkan layanan konsultasi terkait kebisingan kerja, jangan ragu untuk menghubungi tim Indoakustik, kami bersedia membuka ruang diskusi untuk menangkap persoalan spesifik pada kasus perusahaan anda dan merancang solusi khusus bagi anda.
Pingback: Hearing Loss Prevention Program (HLPP) - INDOAKUSTIK